SONYBOLA

Seorang Anak Mengidap penyakit Kanker Ganas Sejak Umur 2 Tahun


Kyle Cerpen - Mendengar kata rumah sakit adalah tempat yang pahit dan menyeramkan, karena di sana lah tempat kita berobat kalau sakit. Namun bagi sebagian orang menganggap bahwa itu bergantung pada perawatan pasien dari staf medis, sehingga pasien bisa menjadi merasa aman dan terlayani dengan hangat.

Begitu juga yang disarankan seorang ibu dari Dallas, Texas, ia telah tinggal di rumah sakit tersebut selama hampir 2 minggu. Bukan karena ia sakit, melainkan anaknya yang berusia 2 tahun itu didiagnosis menderita kanker agresif.

Selama tinggal di sana ia bisa melihat bagaimana seorang perawat sedang merawat anaknya yang lemah tidak berdaya dengan penuh kasih sayang, layaknya merawat anaknya sendiri. Lalu dia menceritakan perasaannya di akun Facebooknya, yang segera menjadi viral di internet.


Ibu itu bernama Shelby Skile, dimana awalnya anaknya yang bernama Sophie yang mulai menderita kanker batuk kering sejak bulan maret. Setelah diperiksakan ke dokter, Sophie didiagnosis menderita kanker limfatik. Batuk itu disebabkan oleh tumor seukuran bisbol di jantungnya. Sophie harus menjalani kemoterapi untuk melawan limfoma limfoblastik sel T, salah satu bentuk kanker yang agresif.


Akhirnya Shelby memutuskan untuk membagikan kisah perjuangan anaknya di Facebook dengan nama Sophie The Brave, dengan tujuan agar orang-orang bisa terus mendukung anaknya dalam doa dan melalui komen nitezen bisa menguatkan iman Shelby. Salah satu fotonya yang ia post adalah saat perawat rumah sakit memegang sang buah hatinya dan hasilnya mendapat dukungan dari rubuan orang.

Baru saja dipost, foto Shelby telah menerima likes lebih dari 53.000 orang dan dibagikan lebih dari 27.000 kali. Banyak netizen yang terharu melihat postingan Shelby dan berkomentar.

Sungguh menyadarkan saya, bahwa seringkali kita sering lupa oleh jasa para suster yang merawat kami dengan penuh kasih selama di rumah sakit.

Dia bagaikan malaikat yang selalu menjagamu dengan penuh cinta.


Melihat anaknya yang juga selalu tersenyum ketika suster datang, ia bisa merasakan kasih seorang ibu dari perawat tersebut. Yang paling bikin aku mengharukan, ketika Sophie memanggil suster itu dengan kata Mama.

Jelas saya tidak cemburu, melainkan saya sangat berterima kasih kepadanya. Oleh sebab itu saya menuliskan surat sebagai tanda terima kasihku kepadanya.

Isi suratnya yang ditulis oleh Shelby adalah:

Ketika anakku menatap anda dengan air mata yang bercucuran karena sakit, saya melihat bahwa Anda sengaja tidak melihatnya, tapi saya tahu bahwa Anda diam-diam meneteskan air mata di tempat tak terlihat.


Anda memikirkan berbagai cara agar Sophie tidak merasa sedih oleh penyakitnya.

Saya juga melihat Anda ragu setiap kali mau mencengkram tangannya untuk menyuntiknya. Sambil berkata Maafkan aku Karena anda tahu yang kalian lakukan adalah menyiksaan buat anakku.

Anda menyingkirkan urusan pribadi anda dan selama 24 jam melayani anakku dengan sepenuh hati tanpa pamrih.

bahkan jika Sophie tidak ada dalam daftar pemeriksaan anda, tapi anda selalu menyempatkan berkunjung membawa hadiah untuk anakku.

Yang membuat saya terharu adalah ketika Sophie tersenyum bahagia melihat anda datang memeriksa dan anda langsung menyambutnya dengan pelukan hangat.

Terima kasih suster. Anda bagaikan malaikat yang Tuhan utus ke bumi ini dan setiap hari selalu menjaga kita. Tanpa Anda, anakku mungkin tidak bisa mendapatkan kebahagiaan dan arti kasih seperti ini, Kami sangat mencintaimu.


Sontak foto dan isi surat yang terpampang di Facebook semakin menghebohkan warga dunia.

Luar biasa melihat masih ada orang yang tak mementingkan hidup mereka sendiri dan lebih memilih untuk merawat anak-anak yang benar-benar membutuhkan bantuannya. Dan mereka juga merawat pasien orang tua.

Semua hal yang dilakukan untuk orang lain dengan mengesampingkan kepentingan sendiri adalah suatu hal yang sangat mulia. tulis Skiles.

Postingan yang viral tersebut pun sempat menyentuh para perawat yang merawat Sophie di Pusat Kesehatan Anak-anak di Dallas.


Saya sangat bersyukur bahwa dia melakukan itu kata Susan McCollom, manajer klinis di Pusat Kanker dan Gangguan Darah Pauline Allen Gill, yang telah membantu merawat Sophie.

Tugas kita memang sangat sulit, emosional, menguras tenaga fisik dan mental. Namun kami sadar, kami melakukan ini semua bukan hanya pekerjaan semata, tetapi juga sebagai sesama manusia.

Ya walaupun sekarang Sophie tidak bisa bicara, tapi matanya cukup mengekspresikan banyak emosi kepada perawat itu. Dia tahu bahwa perawatnya adalah penjaga yang lembut, selalu memberi banyak kehangatan dan kekuatan untuknya




0 Response to "Seorang Anak Mengidap penyakit Kanker Ganas Sejak Umur 2 Tahun"

Posting Komentar