SONYBOLA

Ayah Kandungku Lari Dengan Selingkuhannya Saat Hari Kelahiranku.


Kyle Cerpen - Sebelum menikah dengan istriku, aku tahu bahwa ia dibesarkan oleh ibunya. Untuk ayahnya, aku pernah bertanya sekali. Istriku menjawab bahwa ia tidak tahu apa rasanya mempunyai ayah. Ia tidak pernah memanggil kata ayah, ia tidak tahu ayahnya seperti apa.

Orangtua saya sudah meninggal, sedangkan istriku hanya mempunyai ibu, sehingga kami mengajaknya untuk tinggal bersama.

Tubuh ibu mertuaku tidak baik, ia telah makan obat bertahun-tahun. Di rumah, kami tidak akan membiarkannya melakukan apapun. Sebagaian besar pekerjaan rumah tangga, kami berdua saling membantu. Jika badan ibu mertuaku lagi sehat, ia ingin membantu untuk melakukan sesuatu.

Setelah kelahiran anak laki-lakiku, kami mengajak bibi untuk datang membantu, dengan demikian ibu mertua juga ada teman.

Hari demi hari berlalu, 8 tahun kemudian, ibu mertuaku tiba-tiba sakit. Ia dirawat di rumah sakit selama tiga bulan, dan pada akhirnya meninggal dunia.


Istriku sangat sedih, ia meminta izin kepada kantor selama sebulan. Aku sendiri juga minta izin untuk menemaninya. Ketika sedang membereskan barang ibu mertuaku, kami menemukan satu buku tua. Isinya penuh dengan kata-kata dan agak berantakan. Aku menemani istriku membaca dari halaman pertama sampai halaman terakhir. Kami baru mengerti mengapa ibu mertuaku tidak pernah mau menyebutkan ayah istriku.

Ternyata saat ibu mertuaku hamil, suaminya selingkuh. Pada hari ibu mertuaku melahirkan istriku, suaminya pindah ke rumah selingkuhannya. Ibu mertuaku sama sekali tidak memiliki uang sepeser pun. Suaminya tidak kembali walau sudah dicari kemanapun. Ibu mertuaku sangat sedih sampai mengalami pendarahan dan hampir meninggal. Pada akhirnya kakak ibu mertuaku datang dan meminjamkan uang kepadanya.

Karena tidak dapat menemukan suaminya, ibu mertua pun tinggal bersama ibunya. Namun, saudara iparnya bukanlah orang yang baik. Walaupun keluarga ibu mertuaku ingin mereka tinggal bersama, namun saudara iparnya merasa mereka terlalu berisik sehingga dipaksa pindah.

Dari situ, mereka hidup susah selama 10 tahunan. Setiap jalan yang dilalui meninggalkan darah dan air mata. Ibu mertua menulis di buku hariannya bahwa ia sering merasa tidak berdaya dan ingin membawa anaknya untuk bunuh diri. Namun, melihat ia hanyalah anak yang polos, apapun belum pernah ia lakukan, ia pun berusaha dan menyingkirkan pikirannya itu. Ibu mertua mulai bekerja apapun yang ia bisa. Makanya badannya pun perlahan-lahan menjadi tidak sehat.


Setelah selesai membaca buku tersebut, istriku menangis parah, aku langsung memeluknya dan juga ikut menangis. Aku merasa tertekan dulu istriku pernah hidup susah seperti ini.

3 bulan kemudian, aku melihat istriku sedang berbicara dengan seseorang di bawah rumah. Melihat aku pulang, ia segera menarikku dan masuk ke dalam rumah. Matanya mulai berair sehingga aku tidak berani bertanya. Aku pun segera memasak.

Dua hari kemudian adalah hari sabtu, kami sedang beristirahat di rumah dan siap-siap mau membawa anak keluar jalan-jalan. Orang yang sama muncul lagi. bedanya, pria tua itu menjadi lumpuh dan bertatih-tatih ke arah kami. Istriku tidak meladeninya namun pria tua itu tidak menyerah dan terus menghadang kami.

Istriku tidak tahan dan berkata. Lebih baikjangan biarkan aku melihat kamu lagi, aku tidak peduli siapa kamu. Pokoknya, dari lahir aku tidak ada ayah, tidak sebelumnya, tidak sekarang, tidak di masa depan.

Ternyata, pria tua itu adalah ayah istriku. Ayahnya pernah datang sebelum ibu mertuaku meninggal, hanya saja kami tidak tahu. Selama ini, ia tidak punya anak lagi. Semakin tua, kakinya semakin lemah. Dua anak dari selingkuhannya bukan punyanya. Sehingga, mau tidak mau ia harus kembali mencari anak kandungnya, yaitu istriku.

Istriku marah dan menangis sambil mengutuknya. Akhirnya, ayahnya menyerah dan berjalan pincang menuju ke jalan besar. istriku menatapku dan bertanya. Aku harus bagaimana? Aku tahu dia ayah kandungku. Namun, ibu juga pernah beritahu aku untuk tidak memperdulikan dia. Tapi sekarang keadaannya kasihan sekali. Walau aku benci dia, tapi aku juga tidak tega. Aku harus bagaimana?


Aku menepuk punggung istriku pelan-pelan dan membalas. Apapun pilihanmu, aku akan selalu mendukung dan menemanimu.

Pada akhirnya, kami menyewa rumah untuk ayahnya tinggal. Kami akan memberinya beras dan minyak, kadang-kadang kasih seratus ribuuntuknya. istriku yang baik hati tidak tega melihat ayahnya seperti itu. Aku juga tidak berkomentar mengenai hal ini, asalkan istriku bahagia, maka itu sudah lebih dari cukup.

0 Response to "Ayah Kandungku Lari Dengan Selingkuhannya Saat Hari Kelahiranku."

Posting Komentar