SONYBOLA

Pengorbanan Ayah Dan Ibu Demi Kesembuhan Putrinya Terkena Leukemia


Kyle Cerpen - Seorang ayah bernama MR.Zhuo, berusia 47 tahun, tinggal di Kabupaten Heshun, Propinsi Shanxi, adalah seorang pekerja paruh waktu tambang batu bara.

Walaupun hidupnya tidak kaya tapi ia memiliki keluarga yang hangat dan juga seorang anak gadis yang cantik bernama Xin yu. Ia sedang menjalani tahun kedua di Universitas.


Pada bulan mei 2016, Xin yu tiba-tiba demam tinggi. Setelah serangkaian pemeriksaan, ia didiagnosis terkena leukemia Myeloid akut. Biaya pengobatan sudah menghabiskan sekitar 600 Juta Rupiah, namun mimpi buruk belum juga berakhir. Dokter menyarankan harus dilakukan transplansi sumsum tulang belakang untuk menyelamatkan nyawa Xin yi.

Untuk memenuhi biaya transplantasi, orangtuanya meminjam uang kesana kemari dari saudara dan teman dan menjual satu-satunya rumah yang mereka tinggali. Asal anak perempuan satu-satunya itu dapat menjalani perawatan yang lebih baik, apapun akan mereka lakukan.


Pada akhir tahun 2016, mereka datang ke Beijing. Dokter menyarankan pasien Leukemia lebih baik minum air minum dalam kemasan yuang kualitasnya lebih bagus, namun Mr.Zhuo sama sekali tidak punya pendapatan lagi. Demi mencari biaya hidup, ia memungut kemasan botol air bekas putrinya dan pasien lain untuk dikumpulkan lalu dijual.

Mr.Zhuo sendiri punya penyakit ginjal yang cukup berat, namun untuk membiayai pengobatan putrinya, ia menolak anjuran dokter kepadanya untuk menjalani perawatan di rumah sakit. Xinyu tidak ingin menyeret orang tuanya. Berkali-kali ia ingin mengakhiri hidupnya sendiri. Kata-kata paling menyakitkan yang ia tulis di kamar rumah sakit adalah, Saya benci ayah dan ibu.

**** Berikut Isi Surat Aslinya ****

Dulu, Saya memiliki keluarga yang hangat dan harmonis. Saya lahir di keluarga pedesaan. Meski hidup tidak begitu kaya, tapi dari saya kecil sampai besar, orang tua sangat memperhatikan saya, menjaga saya melakukan apa saja untuk memenuhi keinginan saya, tapi pada 27 Mei 2016 semua itu berubah. Saya didiagnosis menderita leukemia akut M5 beresiko tinggi. Sejak saat itu rumah sakit telah menjadi rumah saya. Infus suntikan dan biopsi tak pernah berhenti.



Tubuh ayah dan ibu juga tidak sehat. Ayah pada tahun 2015 dideteksi menderita kerusakan ginjal yang kronis, dirawat di rumah sakit selama lebih dari sebulan. Setelah kondisi sedikit membaik, ditimpa kabar buruk saya. Ibu menderita diabetes, tekanan darah tinggi dan kolestrol, juga kerap mengonsumsi obat-obatan. Karena kondisi saya sekarang, ia sering sakit kepala, pusing.

Aku benci mereka demi untuk menyembuhkan saya, mereka meminjam uang sama orang bahkan sampai berlutut. Menghadapi biaya pengobatan yang tinggi, mereka diam-diam menangis di pojokan, namun di hadapanku, mereka memaksa untuk tersenyum, berkata tidak usah takut, tidak masalah, jangan khawatir, semuanya serahkan pada ayah dan ibu.

Aku benci mereka. Demi merawat saya. mereka mengorbankan pengobatan mereka sendiri, tidak minum obat, tidak memberitahu saya kondisi sebenarnya. Kaki ayah bengkak dua-duanya, bahkan tidak bisa pakai sepatu. Seluruh badannya muncul ruam, eksim dan gatal, namun bahkan obat gatal pun enggan dibeli. Dokter menyuruhnya ke rumah sakit tapi ia berkata tidak masalah, ia bisa bertahan. Ibu kepalanya pusing tapi harus tetap membasuh badan saya, mengambilkan air, memberi makan obat, menyambung cairan infus sepanjang hari dan malam sampai tidak tidur.


Aku benci mereka. Semua makanan bernutrisi, bergizi diberikan untuk saya, tapi mereka sendiri cuma makan roti dan bubur di luar kamar, sama sekali tidak menjaga kesehatan mereka, bahkan bilang kalau mereka sudah makan. Saya benci mereka, juga benci diri saya sendiri. Jika saya sembuh, saya ingin menggunakan sisa hidup saya untuk merawat mereka.

Sungguh besar kasih sayang ayah dan ibu. Demi kesembuhan anaknya apapun mereka tidak mau, cuma mengharapkan anaknya bisa tumbuh besar, sehat dan bahagia. Semoga penyakit Xin yu cepat disembuhkan Amin.

0 Response to "Pengorbanan Ayah Dan Ibu Demi Kesembuhan Putrinya Terkena Leukemia"

Posting Komentar