SONYBOLA

Dengan Kepergian Seorang Ibu, Usai Sudah Menjadi Anak


Kyle Cerpen - Ibu walaupun wanita dari desa yang biasa saja, namun dialah permata hatiku. Seringnya aku pulang ke rumah, bisa dihitung pakai jari, karena itu aku menulis artikel ini, ini adalah rasa kangenku dan rasa menyesalku pada ibu.

Setelah melewati hari-hari sulit, ibuku pun menua. Waktu hari-hari baik mulai dayang, ibu malah pergi, inilah ibuku yang hidupnya sangat sulit. Wakti dia sehat, aku berjuang jauh darinya, saat aku kembali, dia malah pergi ke tempat yang lebih jauh. Ibu, ini adalah anakmu yang tidak berbakti.

Waktu ibu bersusah payah melahirkanku, dan memutus tali pusarku yang menyatu dengan dirinya, itulah mulanya kehidupanku.

Waktu ibu pergi ke surga, memutuskan hubungan aku dengannya seumur hidupku, itulah saat sulit dalam hidupku. Ibu memberikanku begitu banyak, namun aku masih tetap merasa aku berhutang begitu banyak padanya. Apa yang anak berikan pada ibunya tidak pernah cukup banyak, semua hanyalah rasa berbakti saja.


Waktu ibu ada, merasa kalau ada orang tua itu adalah sebuah beban, namun saat ibu pergi, tidak ada orang tua itu adalah perasaan kesepian. Tidak ada lagi orang yang memanggilmu dan memarahimu, di situlah baru terasa ada yang kurang dalam hidup ini. Tidak ada orang yang sering mengomeli dan menyuruhku pulang ke rumah, saat itulah aku merasa aku tidak memiliki apa-apa lagi.

Waktu ibu ada, aku tidak merasa jadi seorang anak adalah sebuah panggilan yang sangat membanggakan. Namun setelah ibu pergi, aku baru sadar kalau seumur hidup ini, aku sudah selesai menjadi seorang anak, takkan ada lagi label anak pada diriku.

Waktu ibu ada, kampung halaman itu adalah rumah orang tuaku, namun setelah ibu pergi, tidak ada lagi kampung halaman, hanya ada kenangan saja yang tersisa.

Waktu kecil, kaki ibulah yang menopangku, aku memegangnya untuk belajar berdiri dan berjalan. Setelah besar, pundak ibuku tetap adalah penopangku, aku bersandar di atasnya untuk belajar menerima kesulitan hidup. Setelah aku jauh dari rumah, harapan ibu adalah penopangku, aku berpegang padanya untuk bertahan di perantauan melewati berbagai masalah. Setelah ibu pergi, dimana lagi aku bisa mencari, penopang yang selalu menjadi sandaranku seumur hidup ini?


Setelah ibu pergi, duniaku berubah, hidup ini juga berubah. Hariku juga berubah, aku adalah seorang anak yang tak lagi punya ibu, aku adalah sebatang pohon yang harus tumbuh sendirian.

Cinta ibu itu sangat besar, sebesar langit dan lautan.
Setelah ibu pergi, tidak bisa lagi merasa bahagia. Aku bertanya pada diriku mengapa aku tidak bisa bahagia? Aku selalu membayangkan. Ibuku, mencucurkan darahnya untuk melahirkan satu nyawa, itulah diriku.

Mencucurkan air matanya, menemaniku melewati masa kecilku, semua ia lakukan untuk diriku, agar aku tumbuh besar menjadi seorang anak yang berhasil. Tak akan ada lagi di dunia ini, yang bisa menggantikan hubunganku dengan ibuku, itulah hubungan antara seorang ibu dengan anaknya.

0 Response to "Dengan Kepergian Seorang Ibu, Usai Sudah Menjadi Anak"

Posting Komentar